Unicorn RI Disuntik Asing Bisa Bikin Rupiah Loyo, Benarkah?
ilustrasi |
68 JUTA PENDUKUNG SANDI UNTUK PBB 2024 -- Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Didik J. Rachbini mengungkap dampak negatif dari derasnya suntikan dana asing di startup unicorn Indonesia. Ramainya dana asing di startup unicorn bisa bikin rupiah melemah.
Didik J Rachbini mengatakan banjir modal asing ke startup unicorn Indonesia berpotensi menyebabkan rupiah melemah dalam beberapa waktu ke depan. Caranya, dalam bentuk dividen yang dibayarkan kepada investor ketika startup unicorn untuk.
Pembayaran dividen ini akan dalam bentuk dolar AS sehingga bisa membuat neraca pendapatan primer defisit yang akan berdampak negatif pada defisit transaksi berjalan atau currenct account defisit (CAD).
"Nanti kalau sudah ada pengerukan keuntungan, defisit current account bisa tinggi. Ini tidak akan pernah membuat rupiah menguat. Selama neraca jasa negatif," ujar dalam diskusi "Dampak Operasional dan Kepemilikan Saham E-commerce terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional' di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Unicorn RI Disuntik Asing Bisa Bikin Rupiah Loyo, Kok Bisa?Foto: infografis 4 startup unicorn RI (Aristya RAhadian Krisabella)
Didik J Rachbini juga mengkritik soal maraknya barang impor di startup e-commerce unicorn. Ia menyebut 93% produk yang dijual di e-commerce merupakan barang impor.
"Dia (e-commerce) harus membantu negara mengatasi masalah bangsa, membantu UMKM dengan ekspor. E-commerce harus jadi alat memperjuangkan kepentingan kita, devisa kuat. Jangan malah sebaliknya impor terus. Impor menguras devisa kita," jelasnya.
Asal tahu saja, Indonesia memiliki empat startup unicorn. Yakni Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. Keempat startup unicorn ini memang banyak mendapatkan suntikan dana dari para investor kelas kakap dunia. (sumber)
Tidak ada komentar